Tampilkan postingan dengan label justsaying. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label justsaying. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 April 2015

Accept

People never accept you for what you are
They just see you for what they want to see
Just find the people who accept you as you really are
And you don’t have to satisfy people who don’t see you as you are

Senin, 02 Februari 2015

Listen

People should learn to listen
The more you listen, the more you know
The more you know, the more you learn
The more you learn, the more you empathic
The more you empathic, the more you care

Rabu, 12 November 2014

Realize

The harddest thing is to realize
The saddest thing is to realize
The most unpleasent feeling is to realize
The most unacceptance feeling is to realize
But..
Somehow the best thing come up when you have already realized

Hidup di Jakarta

Hidup di Jakarta memberi saya kesempatan untuk bepergian dengan berbagai macam transportasi
Sebut saja kopaja, trans jakarta, taksi, mikrolet, metromini, bajaj, ojek.
Kalau di Surabaya?
Jangan tanya
Terkahir saya naik angkutan umum itu waktu SMA
Setelah itu?
Tak sedikitpun saya terlepas dari si biru (baca:sepeda motor) heheheh
Hidup di Jakarta menyadarkan saya akan satu hal
Saya lebih suka menggunakan taksi sebagai alat transportasi dibanding yang lainnya
Terlepas dari harga, tentu saja
Taksi seakan memberimu ruang
Ruang untuk menyendiri
Untuk dirimu sendiri
Ruang untuk bebas
Bebas mengamati sekelilingmu
Bebas berbicara pada diri sendiri tentang apa yg telah kau lakukan
Ataupun, yang mungkin akan kau lakukan
Dan,.hidup di Jakarta bisa membuatmu menajamkan indera pendegaranmu, mengasah lisanmu, dan memperkuat dirimu.

Forget

People will forget about you, naturally
Even if they don’t, memory will

Judge

Judging is like a trap
Once you fall into it, you can never see something with another point of view

Macet

Hidup di Jakarta membuatku mulai terbiasa dengan kemacetan.

Yah macet. Kau pasti heran. 

Macet bagi warga jakarta sudah bagai teman, rekan, sejawat, atau apalah itu. 

Macet bagi pendatang baru bagai musibah. 

Macet bagiku? Jelas sebuah musibah. 

Menunggu bagiku adalah sebuah petaka. 
Yang kuharap bisa kuputar waktu lebih cepat tuk menghindarinya.

Tapi, terkadang aku seakan mulai menikmati kemacetan.
Ya, kau tak salah dengar. 

Kadang dalam kemacetan aku merasa sekelilingku menjadi hening. 

Dan kau tahu, aku penikmat keheningan. 

Aku suka merasakan diriku di tengah keheningan.

Begitu juga dengan orang di sekelilingku. 

Mereka seperti berada dalam dunianya sendiri.

Bermain smartphone, melamun, menikmati nyanyian pengamen, membaca, dan berbagai kegiatan utk mengisi waktu di kemacetan. 

Dan, yah, mungkin, kami, warga ataupun pendatang jakarta, mulai menikmati kemacetan itu sendiri.

*dapat tantangan menulis prosa pendek dari seorang teman, yang berujung jadi prosa tak pendek, dan diramu dengan berbagai tambahan didalamnya.

Karaoke




Kau suka karaoke?
Kalau aku suka
Suka sekali
Tapi kalau kau pikir suaraku bagus dan enak, kau salah besar
Aku suka menyanyi
Menyanyi semauku
Hahahahah

Bagiku orang yg suka karaoke adalah penikmat musik
Dimana dalam kesehariannya tak lepas dari musik
Saat bekerja, saat bersantai, saat bersiap diri, atau bahkan menjelang tidur
Dan itulah aku
Bagiku penikmat musik dibagi menjadi 2 tipe
Tipe penyuka lirik dan tipe penyuka musik
Dan aku adalah tipe kedua

Ya, aku bukan tipe yg suka lagu karena lirik
Kau tahu kan, ada beberapa tipe orang seperti itu
Saat mereka tahu ada lagu baru langsung mencari liriknya
Langsung bersenandung sambil mengamati lirik agar bisa mengikuti sang penyanyi asli
Tapi aku bukan
Aku lebih menikmati lagu dari musik, dari melodinya
Bahkan tak jarang aku suka lagu karena opening lagu itu menarik perhatianku
Dan, bagiku bagian terpenting dari sebuah lagu adalah musiknya, melodinya, nadanya

Kalau aku hafal lirik sebuah lagu itu karena 2 kemungkinan
1. Aku sudah mendengarkan lagu itu berulang-ulang, bahkan sampai hafal beberapa part lirik lagu itu. Lalu aku berencana untuk menyempurnakannya dengan membaca lirik aslinya
2. Karena aku mau karaoke, jadi kusiapkan list lagu yg ingin kunyanyikan, dan kucari liriknya sampai hafal hahaha

Tapi, karaoke membuatku lebih mengapresiasi lirik sebuah lagu
Kadang saat karaoke aku lebih memaknai lagu itu dibanding ketika mendengarkannya selama ini
Bahkan tak jarang saat yg lain dengan fasihnya menyanyikan lagu dengan lirik di luar kepala, aku hanya diam
Diam sambil membaca kata per kata lirik lagu tersebut
Dan bahkan tak jarang setelahnya aku jadi suka lagu itu hhahaha

Bagiku, karaoke bukan cuma bersenang-senang
Bukan cuma membagi rasa dengan teman
Tapi belajar
Belajar menghargai karya seseorang
Belajar mendengarkan apa yg didengarkan orang
Dan ternyata, belajar tentang dunia orang lain menyenangkan juga :)

Jadi, kau suka karaoke?
:)


Kamis, 16 Oktober 2014

Alasan

"Alasan apalagi kali ini?", tanyanya padaku dengan senyum menyeringai seperti biasanya.
Dan seperti biasa pula, hanya bisa kujawab dengan senyuman.

"Kenapa tak kau coba saja?", tantangku balik.
Ini bukan kebiasaanku bertanya balik padanya.

"Aku tak tahu bagaimana cara membuat alasan.", jawabnya cepat.
"Kau tahu?
Itu seperti….. memaksa sesuatu,  yg tak mau muncul, untuk hadir karena sebuah ego.”, jawabnya dengan terbata-bata.
Tapi aku tahu jawabannya mengandung suatu keyakinan dalam dirinya.
Dan justru itu yg membuatku tertantang untuk meladeninya.

"Cepat atau lambat kau pasti akan menggunakan berbagai alasan untuk bertahan hidup.
Manusia tak akan lepas dari alasan.
Karena hanya dengan alasanlah, manusia menemukan pembenaran.
Dan manusia, selalu butuh pembenaran akan dirinya sendiri.”, jawabku pasti.

Aku sendiri tak tahu darimana kudapatkan kata-kata itu.
Yang pasti setelah itu aku langsung bergegas pergi tanpa menunggu respon darinya.

Ini perbincangan terpanjangku dengannya. Padahal biasanya aku pasti meninggalkannya setelah pertanyaan pertamanya itu.
Tapi, mungkin sesekali bolehlah meninggalkannya dengan muka penuh tanda tanya seperti ini.


* terinspirasi dari perbincangan pagi dengan seorang teman yang merasa tak bisa membuat alasan

Rabu, 24 September 2014

Berubah

Menurutmu,
Mengapa manusia berubah?

Ingin menjadi manusia yg lebih baik?
Ingin membuktikan kebenaran teori adaptasi dimana yg bertahan hidup adalah orang yg pandai beradaptasi? yang berubah?

Bagaimana kalau soal prinsip?
Prinsip hidup?

Kau merasa kalau itu tidak benar
Tapi kau berubah
Untuk beradaptasi

Kau merasa kalau itu tidak nyaman
Tapi kau berubah
Untuk beradaptasi

Kau merasa kalau kau tidak suka
Tapi kau berubah
Pun untuk beradaptasi

Jadi,
mana perubahan yg kau maksudkan?

Perubahan untuk beradaptasi?

Jadi,
Manusia berubah,
Karena tak ingin terlihat berbeda dengan yang lain?
Atau
Manusia berubah,
Karena ingin dianggap berbeda dari yang lain?

Treasure

Ignore people who always questioning for your act
You don’t need them
Treasure people who’ll let you do what you wanna do
They know for sure you have a reason behind your act

Bosan


"Bagaimana kau memandang bosan?", tanyaku padanya

Dia menghela napas.
Mungkin sudah sering aku melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh padanya

Tak begitu lama setelah dia terdiam, dia mulai buka suara

"Bosan terjadi saat kau merasa kurang.
Saat kau merasa kurang menyukai sesuatu, dan kau harus tetap disana, lama kelamaan kau akan bosan.”

"Begitukah?", pikirku
"Bukankah itu hanya pelampiasan namanya?", tanyaku lagi

"Bosan juga akan timbul saat kau kurang bersyukur.
Kalau kau bersyukur, kau akan terus mengingat segala sesuatu yg terjadi padamu sampai detik ini, segala pencapaianmu.
Dan tak ada alasan untuk bosan.”

"Begitukah?"
"Kupikir di dunia ini tak ada orang yg tak bersyukur.
Kalau mereka tak bersyukur tak mungkin mereka melakukan rutinitasnya tiap hari.
Tak mungkin mereka mengingat penciptanya”, jawabku

"Lalu bagaimana denganmu?", tanyanya balik padaku
"Bagaimana kau memandang bosan?"

"Bagiku bosan adalah ketika kau tak membiarkan dirimu menikmati jeda."

"Begitukah?", tanyanya

"Saat kau memberikan jeda pada dirimu, pada rutinitasmu, yang sangat kau sukai, atau bahkan tak kau sukai sekalipun,
kau akan mencegah dirimu untuk merasa bosan.
Karena bosan itu manusiawi.”

"Bosankah kau padaku?", tanyanya yg tanpa pikir panjang itu sontak membuatku kaget

"Tidak."
"Karena kau membiarkanku memberikan jeda pada kita berdua.", jawabku pasti yang disambut dengan senyum di bibirnya