Rabu, 12 November 2014

Macet

Hidup di Jakarta membuatku mulai terbiasa dengan kemacetan.

Yah macet. Kau pasti heran. 

Macet bagi warga jakarta sudah bagai teman, rekan, sejawat, atau apalah itu. 

Macet bagi pendatang baru bagai musibah. 

Macet bagiku? Jelas sebuah musibah. 

Menunggu bagiku adalah sebuah petaka. 
Yang kuharap bisa kuputar waktu lebih cepat tuk menghindarinya.

Tapi, terkadang aku seakan mulai menikmati kemacetan.
Ya, kau tak salah dengar. 

Kadang dalam kemacetan aku merasa sekelilingku menjadi hening. 

Dan kau tahu, aku penikmat keheningan. 

Aku suka merasakan diriku di tengah keheningan.

Begitu juga dengan orang di sekelilingku. 

Mereka seperti berada dalam dunianya sendiri.

Bermain smartphone, melamun, menikmati nyanyian pengamen, membaca, dan berbagai kegiatan utk mengisi waktu di kemacetan. 

Dan, yah, mungkin, kami, warga ataupun pendatang jakarta, mulai menikmati kemacetan itu sendiri.

*dapat tantangan menulis prosa pendek dari seorang teman, yang berujung jadi prosa tak pendek, dan diramu dengan berbagai tambahan didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar