Rabu, 24 September 2014

Bosan


"Bagaimana kau memandang bosan?", tanyaku padanya

Dia menghela napas.
Mungkin sudah sering aku melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh padanya

Tak begitu lama setelah dia terdiam, dia mulai buka suara

"Bosan terjadi saat kau merasa kurang.
Saat kau merasa kurang menyukai sesuatu, dan kau harus tetap disana, lama kelamaan kau akan bosan.”

"Begitukah?", pikirku
"Bukankah itu hanya pelampiasan namanya?", tanyaku lagi

"Bosan juga akan timbul saat kau kurang bersyukur.
Kalau kau bersyukur, kau akan terus mengingat segala sesuatu yg terjadi padamu sampai detik ini, segala pencapaianmu.
Dan tak ada alasan untuk bosan.”

"Begitukah?"
"Kupikir di dunia ini tak ada orang yg tak bersyukur.
Kalau mereka tak bersyukur tak mungkin mereka melakukan rutinitasnya tiap hari.
Tak mungkin mereka mengingat penciptanya”, jawabku

"Lalu bagaimana denganmu?", tanyanya balik padaku
"Bagaimana kau memandang bosan?"

"Bagiku bosan adalah ketika kau tak membiarkan dirimu menikmati jeda."

"Begitukah?", tanyanya

"Saat kau memberikan jeda pada dirimu, pada rutinitasmu, yang sangat kau sukai, atau bahkan tak kau sukai sekalipun,
kau akan mencegah dirimu untuk merasa bosan.
Karena bosan itu manusiawi.”

"Bosankah kau padaku?", tanyanya yg tanpa pikir panjang itu sontak membuatku kaget

"Tidak."
"Karena kau membiarkanku memberikan jeda pada kita berdua.", jawabku pasti yang disambut dengan senyum di bibirnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar