Senin, 12 Mei 2008

Keganjilan Runtuhnya WTC

Jika saja William Rodrigues tidak terlambat datang ke kantornya, Selasa pagi, 11 September 2001, maka dipastikan dunia tidak pernah tahu bahwa dilantai dasar WTC North Tower telah diletakkan serangkaian bahan peledak yang telah diledakkan beberapa detik setelah pesawat pertama menghantam menara bagian atasnya.

Greg Szymanski, seorang jurnalis investigasi independen yang mengkhususkan diri menelusuri masalah-masalah kriminal dan konstitusi, dalam sebuah artikelnya yang mengupas soal kesaksian William Rodriguez menuturkan, “Di pagi yang nahas itu, beruntung dia (William Rodriguez) terlambat setengah jam ke kantor. Andai dia datang tepat waktu pukul 8.30 pagi seperti biasanya, maka sudah pasti dia akan menjadi salah satu korban karena ia telah berada di lantai atas, wilayah yang ditabrak pesawat.”

 

“Ketika saya mendengat suara ledakkan, kaki saya ikut bergetar, dinding di sekitar saya mulai retak dan semuanya tiba-tiba bergoyang bagaikan gempa. Ada sekitar empat belas orang bersama saya saat itu. Di antara yang saya ingat ada seorang supervisor The American Maintenance Co. ,” ujar Szymanski menceritakan kembali apa yang didengarnya dari Rodriguez.

Kemudian dia melajutkan, “Tiba-tiba rekan sekerja saya, Felippe David menerobos masuk ke kantor lantai dasar dengan beberapa luka bakar di wajah dan tangannya. David berteriak histeris, ‘Ledakan! Ledakan!’”

Menurut Rodriguez, rekannya tersebut menderita luka bakar sangat parah, “Sangat mengerikan! Kulitnya terkelupas. Ada yang menggantung di tangan dan lengannya. Luka-luka yang diderita David bukan berasal dari ledakan pesawat yang jauh di lantai atas, tapi oleh ledakan di lantai bawah gedung. Saya tidak peduli dengan berbagai komentar, termasuk apa yang dikatakan oleh pemerintah. Tapi pada waktu itu yang saya saksikan adalah ada orang yang terbakar oleh ledakan di lantai bawah gedung.” Anehnya, menurut Rodriguez, ledakan di lantai dasar terjadi lebih dahulu beberapa detik sebelum ledakan di lantai sembilan puluh yang jauh berada di atasnya.

“Saya tahu ada bahan-bahan peledak yang diletakkan di bawah gedung WTC. Saya menolong seorang laki-laki yang bisa menjadi bukti hidup, untuk membantah semua kebohongan yang dikatakan pemerintahan Bush!” Ujar lelaki tegap keturunan Hispanic tersebut.

Di Boikot Media Besar

Jika saja Amerika Serikat sungguh-sungguh Negara yang memang benar-benar terbuka, maka sudah pasti sosok Rodriguez akan diliput oleh seluruh media massa─cetak maupun elektronik. Kita akan membayangkan betapa Rodriguez akan menjadi santapan media-media besar seperti CNN, Fox News, NBS News, The Washington Post, dan sebagainya. Namun, ternyata tidak.

Kesaksian Rodriguez yang bertentangan dengan sikap resmi pemerintah Bush ternyata dianggap angin lalu oleh media-media raksasa AS. Seolah-olah mereka kompak untuk tidak meliput narasumber yang begitu penting ini. Bahkan NBS News yang pernah mengutus seorang wartawannya dan seharian penuh telah melakukan wawancara dengan Rodriguez ternyata sampai detik ini beritanya tidak pernah ditayangkan.

“Media-media massa besar di AS tidak membeberkan kesaksian Rodriguez karena ada sebuah ‘sebuah kekuatan besar yang tidak terlihat’ yang tidak pernah mengizinkannya,” tandas Greg Szymanski.

Bahkan tidak hanya media massa, Komisi Penyidik 11 September dan National Institute of Safety and Technology (NIST), kelompok penyelidik independen yang didanai pemerintah Bush juga “memboikot” Rodriguez.

“Saya bertemu dengan komisi 11 September secara tertutup. Mereka tidak mempercayai semua yang saya katakana terkait telah digunakannya bahan-bahan peledak di lantai dasar untuk meruntuhkan WTC,” keluh Rodriguez.

“Saya juga dengan bersusah payah mengontak NIST, namun mereka tidak juga memberikan tanggapan. Akhirnya, saya bisa menemui mereka dan menyatakan apa yang saya lihat dan alami. Mereka hanya menatap saya dengan tatapan kosong tanpa memberikan komentar apapun,‘ lanjutnya.

Tuntut Bush untuk Bertanggung Jawab

Diboikot media besar bukan masalah bagi pria ini. Media-media kecil yang tak terpengaruh kartel opini Yahudi mem-blow up kesaksiannya. Bukan hanya itu, secara pribadi-pribadi, sejumlah jurnalis pun berpesan kepada Rodriguez agar tidak berbicara soal itu lagi karena nyawanya bisa terancam, Lelaki tegar ini tidak bergeming.

“Saya tidak takut dengan segala bentuk tekanan dan ancaman. Di sini saya berdiri mewakili dua ratus rekan-rekan saya yang telah menemui ajal dan hanya saya yang bisa mewakili suara-suara mereka. Saya tidak takut mati, karena saya hidup pun tak akan selamanya!” Tegas Rodriguez.

Selain menggalang dana bagi keluarga korban WTC, William Rodriguez berada di garda depan memobilisasi kekuatan warga AS dan dunia yang simpati pada korban sebelas September untuk menuntut Bush atas dugaan konspirasi yang menyebabkan terbunuhnya tiga ribu orang dibawah reruntuhan WTC. Berkas gugatan ini dipindah dari Pengadilan Negeri Philadelphia ke Pengadilan Negeri New York setelah mosi pemerintah untuk membatalkan gugatan ditolak hakim.

Tentang kemungkinan kalah dari pemerintah, Rodriguez berkata, “Walau nantinya gugatan ini kandas ditengah jalan, saya dan kawan-kawan tidak akan menyesal, karena kita telah menyuarakan kebenaran apa adanya. Biarlah nanti Tuhan yang akan bersaksi bagi kebenaran itu sandiri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar